Rabu, 29 Oktober 2014

Kambing 130 Kilogram Seharga Rp19 Juta Pecahkan Rekor

Kambing 130 kilogram seharga Rp19 Juta pecahkan rekor

Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa memecahkan rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk penyembelihan hewan kurban terbesar kategori kambing seberat 130 kilogram dan seharga Rp 19 juta. 

Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwain, mengatakan bahwa rekor MURI ini sebagai bentuk pemaknaan semangat berkurban. "Semoga ini bisa menginspirasi setiap orang agar dapat berkurban yang terbaik," kata Ahmad Juwaini, Minggu (5/10/2014).

Selasa, 28 Oktober 2014

13 Tempat Penampungan dan Pemotongan Ayam di Jakarta Pusat Ditutup


Pemerintah Kota Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2014) menutup 13 tempat penampungan dan pemotongan ayam, di Jalan Pangkalan Asem. Penutupan ini disebut sebagai bagian dari skenario mewujudkan Ibu Kota yang bersih, sehat, dan semakin teratur. 
Rumah pemotongan ayam yang ditutup
”Kami tidak bisa menemukan lahan yang tepat (untuk memindahkan tempat penampungan dan pemotongan yang ditutup ini)di Jakarta Pusat karena semua lahan dekat dengan permukiman warga," Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni, seperti dikutip dari Kompas edisi Rabu (22/10/2014). 

Senin, 27 Oktober 2014

Hujan Pertama Kali di Pare-Pare Akibatkan Ribuan Ayam Mati

Hujan pertama setelah tiga bulan terakhir ditengah kekeringan yang melanda, mestinya mendatangkan kegembiraan buat warga Kota Parepare, Sulawesi Selatan, namun bahkan mendatangkan bencana baru. Hujan pertama setelah tiga bulan terakhir yang disertai angin kencang, merobohkan, dua rumah panggung, dan tiga kandang ayam, di Tassiso, Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Selasa malam (14/10/2014).
Hujan Pertama di Parepare Hancurkan Dua Ruman Tiga Kandang Ayam
Dua pengelola kandang ayam terluka ringan, serta ada ribuan ayam yang terancam mati. “Malam ini, saat kita panen ayam potong, hendak dijual, tiba-tiba hujan yang disertai anging kencang melanda wilayah ini. Dua rumah panggung dan tiga kandang ayam roboh. Dalam dua kandang berisi masing-masin berisi 3.500 ayam potong yang siap panen," ujar Syarifuddin, pengelola kandang sambil mengevakuasi ribuan ayam yang terjebak didalam reruntuhan kandang ayam.

Minggu, 26 Oktober 2014

Ciri-Ciri Sapi Sampah


Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Tasikmalaya Apep Saepulrahmat mengatakan, sapi sampah bisa dikenali dari fisiknya, yakni perut yang buncit.
Sapi sampah berahaya bagi manusia
Menurut Apep, sapi sampah memiliki perut buncit karena dipenuhi pakan sampah yang tidak bisa dicerna. 


"Kami minta masyarakat lebih paham akan sapi yang berpakan sampah dan lebih waspada. Biasanya, ciri yang paling gampang diketahui adalah perut yang lebih buncit,” ujar Apep kepada wartawan, Kamis (2/10/2014). 


Apep juga menjelaskan, jika sapi sampah dipotong, maka di perutnya sering ditemukan makanan yang tidak bisa dicerna, seperti bahan plastik dan metal. Ciri lainnya adalah bau menyengat dari perut sapi yang sudah dipotong.


Menurut Apep, pemahaman masyarakat akan bahaya sapi sampah tersebut dinilai perlu segera disosialisasikan. Terlebih lagi, dalam waktu dekat ini, masyarakat menghadapi perayaan Idul Adha atau hari raya kurban. Kebanyakan hewan yang dikurbankan adalah sapi. 


"Saya rasa, pemahaman masyarakat tentang sapi sampah saat ini masih kurang. Sementara itu, sebentar lagi mau kurban. Masyarakat saat ini baru sebagian yang mengetahui adanya sapi sampah beredar untuk diperjualbelikan," tandas Apep. 


Meski demikian, pihaknya selalu memeriksa hewan kurban sapi yang masuk dan keluar di pasar hewan, ataupun sapi-sapi yang diperjualbelikan di pinggir jalan. 


"Salah satu manfaat kita melakukan pemeriksaan di para pedagang sapi adalah untuk mengetahui asal-muasal sapi, selain jenis penyakit berbahaya,” ungkap dia. 


Seperti diberitakan, sapi sampah masih banyak diternak oleh warga di sekitar kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Ciangir, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Bahkan, sapi sampah tersebut diakui masih ada yang dijual sebagai hewan kurban untuk Idul Adha tahun ini. Bahkan, para bandar sebagian masih membeli beberapa sapi sampah dan dijual kembali sebagai hewan kurban kepada warga.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Anak Sapi Berkepala Dua Diberi Nama "Prabowo-Jokowi"


Ingar-bingar persaingan calon presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo menjadi inspirasi bagi Mat Karsono (60), warga Desa Tawar, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.
Anak sapi berkepala dua
Saat mendapati sapi "limosin"-nya beranak untuk ketiga kalinya, diperoleh anak sapi (pedet) yang lahir dengan dua kepala sekaligus. Cepat-cepat, Karsono memberikan nama pedet berkepala dua itu "Wowi".

Jumat, 24 Oktober 2014

Kekeringan, Ratusan Warga di TTS Minum Air Tapak Kaki Ternak


Sebanyak 283 kepala keluarga di Desa Hoi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa mengonsumsi air dari kubangan bekas tapak kaki ternak milik mereka. Hal itu disebabkan mereka mengalami krisis air bersih akibat kekeringan. 

Informasi itu disampaikan Ketua Fraksi Gabungan Keadilan dan Persatuan DPRD NTT, Jeffry Unbanunaek kepada Kompas.com, Senin (20/10/2014) malam. Menurut Jeffry, kubangan air yang sudah tercampur zat ecoli itu menjadi satu-satunya sumber air yang dekat dengan permukiman warga. Akibatnya mereka terpaksa harus berbagi air dengan ternak mereka seperti kuda, sapi, kambing dan babi. 

Kamis, 23 Oktober 2014

Warga Lampung Timur Mulai Tertarik Ternak Ayam Organik


Warga Lampung Timur mulai membidik usaha peternakan ayam organik untuk menyaingi peredaran ayam boiler dipasaran.

Sardi salah satu peternak Ayam Organik di Sekampung Udik, Lampung Timur kepada Kompas.com, Minggu (23/2/2014) mengaku sudah hampir 1 tahun menggeluti usaha ternak ayam organik. Sejumlah rumah makan Masakan Padang yang ada di Lampung Timur mulai membidik ayam organik sebagai pengganti ayam boiler yang biasa disajikan ke konsumen.