Hujan pertama setelah
tiga bulan terakhir ditengah kekeringan yang melanda, mestinya
mendatangkan kegembiraan buat warga Kota Parepare, Sulawesi Selatan,
namun bahkan mendatangkan bencana baru. Hujan pertama setelah tiga bulan
terakhir yang disertai angin kencang, merobohkan, dua rumah panggung,
dan tiga kandang ayam, di Tassiso, Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan
Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Selasa malam (14/10/2014).
![]() |
Hujan Pertama di Parepare Hancurkan Dua Ruman Tiga Kandang Ayam |
Dua pengelola kandang ayam terluka ringan, serta ada ribuan ayam yang
terancam mati. “Malam ini, saat kita panen ayam potong, hendak dijual,
tiba-tiba hujan yang disertai anging kencang melanda wilayah ini. Dua
rumah panggung dan tiga kandang ayam roboh. Dalam dua kandang berisi
masing-masin berisi 3.500 ayam potong yang siap panen," ujar
Syarifuddin, pengelola kandang sambil mengevakuasi ribuan ayam yang
terjebak didalam reruntuhan kandang ayam.
Pengelola kandang masih kebingungan kemana ribuan ekor ayam potong ini akan dievakuasi, sementara hujan rintik terus turun.
“Belum bisa dihitung berapa banyak ayam potong yang mati. Sementara
ribuan ayam yang masih hidup entah mau dibawa kemana, “ jelas Udin
pengelola kandang lainnya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun diperkirakan kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.
Dalam satu bulan terakhir, sedikitnya 500 unit rumah panggung, rusak
tersapu angin kencang dan angin puting beliung. Namun Pemerintah Kota
Parepare malah mengacuhkan masyarakatnya yang terkena musibah.
“Wali Kota Parepare yang sekarang, Taufan Pawe, kurang peduli
terhadap masyarakatnya yang tertimpa bencana alam. Dulu waktu Sjamsu
Alam menjabat Wali Kota, biar tengah malam sekalipun turun juga
mengevakuasi korban. Padahal slogan yang diandalkan Tuafan Pawe,
Pemerintah Peduli, mana coba,“ kata Ahmad, warga yang melihat kejadian
ikut bicara saat sejumlah wartawan Elektronik, Kota Pareare, usai
mewawancara pengelola kandang ayam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar